Cerita Angkot bagian kedua ( Curhat dan Profesionalisme )
Source Google |
Seperti biasa gue pergi kerja naik angkot dan duduk didepan samping pak supir. Kali ini supirnya agak lebih muda sekitar umur 30an, USA(Urang Sunda Asli), tubuh gemuk, berbaju merah dengan kondisi mobil cukup lumayan. Beberapa meter setelah gue naik ini angkot pak supir berkata "Sepi jang" emang kenapa kang? "Nya, ti Cimahi kaluar garasi nembe aya 1 penumpang, ujang hungkul( dia bilang: Ya, dari Cimahi keluar gerasi baru ada 1 penumpang, yaitu adek doang)!" Oh bergitu kang.
Dilihat dari mukanya Pak supir terlihat agak sedih dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. Saat itu.. gue jadi merasa Iba dan termenung karena belum bisa berbuat apapun untuk membantu sesama.
Ilustrasi dari Google |
"Ayeuna mah beuki loba motor teh, melina siga nu gampang, komo barudak sakola ayena ge marake motor. Kabeh marake motor, tah angkot jadi tiiseun panumpang" Ujar pak Supir. Gue translate lagi ya: "Sekarang itu motor makin banyak, belinya seperti yang mudah, apalagi anak sekolah sekarang pada pakai motor. Semua pakai motor, nah angkot jadi sepi penumpang.
Gue coba untuk menghibur pak supir agar lebih semangat. Pak, kalau saja pemerintah membuat aturan untuk pelajar dilarang memakai motor pribadi. Mungkin saat ini masih ada kesempatan bagi angkutan umum agar bisa beroperasi.
Terus andai saja umat muslim di Indonesia khususnya wanita memahami betul agamanya, karena sepengetahuan saya Nabi Muhammad SAW melarang wanita untuk mengendarai kuda. Nah Sekarang wanita baik yang memakai hijab ataupun tidak menggunakan kendaraan bermotor beroda dua."Gue sambil menunjuk kearah wanita yang mengendarai scooter matic-nya di perempatan". Insya Allah Kang, penumpang angkutan umum akan banyak dibandingkan keadaan saat ini.
Apalagi (gue sambil nyeleneh) wanita kalau pakai kendaraan seperti motor, sepeda atau kuda itu kan mengendarainya dengan kondisi kaki agak mengangkang. Terus misalkan nih motor ketika jalanan macet atau berada di stopan perempatan pasti kan kaki nya menyentuh tanah untuk menjaga keseimbangan dan kakinya lebih mengangkang. Ya menurut saya itu tidak baik Kang.
"Haha, bener oge jangnya engke atuh jadi teu******eun lamun peuting teh, da jadi kitu. blablablabla" Ujar pak supir kembali sambil tertawa terbahak-bahak. Sorry bagian ini gue tidak pantas meneruskan dan menterjemahkan blablabla-nya pak supir, karena perkataannya sedikit jorok dan dewasa.
Sebetulnya tanggapan-tanggapan yang gue keluarkan itu bermaksud untuk menghibur pak supir, agar lebih ceria dan hidupnya lebih bersemangat kembali untuk mencari penumpang. Dan juga sebagai ilmu bagi gue untuk lebih memahami keadaan hidup orang sekitar.
Namun setelah beberapa saat keadaaan menjadi hening. gue terpaku saja melihat keramaian jalanan dibalik kaca depan angkot. "Hah, Sepi jang". "Bapak cape jeung bosen kieu wae, titatadi kaluar garasi ngan kerek hiji penumpang".
Lah, si bapak supir kembali murung dan mukanya menjadi murukusunu(Cemberut) kembali.
"Jang! turun didieu weh nya, bapak hoream jeung cape nerusken ka Leuwi Panjangna" Si pak supir nyorocos(berbicara dengan cepat) dan lantang.
Di meminta gue untuk turun dari angkotnya ditepi jalan, karena si pak supir malas dan capek untuk meneruskan perjalanan ke Leuwi Panjang dengan jarak sekitar 2-3 KM lagi. Dan saat itu gue belum dapat gaji bulanan, sisa uang disaku hanya 1 lembar Rp 2.000,00 , 1 lembar Rp 1.000,00 dan 1 koin 500,00. Ongkos dari daerah rumah gue ke Lw Panjang Rp 3.000,00. Tetapi karena gue kesal dengan pak supir yang tidak mengantarkan gue ke tempat tujuan, sorry pak gue hanya bisa memberimu 1.500,00 rupiah untuk jasanya.
Akhirnya gue turun di tepi jalan dalam keadaan tidak berdaya dengan sisa uang hanya 2.000,00 rupiah.
Si pak supir berhenti disebuah warung, entah apa yg dilakukan dan memutar balik ke Cimahi. Gue harus berjalan terlebih dahulu untuk mencari angkot kembali.
Pembaca yang budiman(bukan merek bis ya), saat itu gue menjadi korban Curhat dan mungkin ke Galau-an pak Supir. Banyak pelajaran yang gue dapat dari sana. Yang jelas profesionalisme kerja itu harus dijaga, mudah-mudahan Allah memberikan dan mencukupkan seluruh rezeki dari usaha keras kita. Amin...