Cerita Angkot bagian pertama ( Angkot dan Agama )



Source Google

Saat ini gue pergi dan pulang kantor menggunakan jasa angkutan umum Angkot(Angkutan Kota). Ya Angkutan Kota, meskipun memang dipedesaan juga ada kendaraan serupa dan mungkin namanya bisa dibilang Angdes(Angkutan Desa) hehe, Sorry gua kagak tau.


Jarak antara rumah gue dan kantor itu sekitar 5 Km ditambah berjalan kaki sekitar 1 Km kurang. Nah jarak 5 Km itu gue tempuh dengan menumpang angkot Cimahi ~ Leuwi Panjang(rute kota Bandung ~ Cimahi).

Gue kalau naik angkot itu diusahakan duduk dibagian depan mobil dan samping pak supir yang sedang bekerja mengendarai mobilnya. Karena kalau duduk didepan itu kagak panas, kagak sempit, kagak harus geser-geser pantat, pemandangan jalanan lebih jernih dan pokoknya nyaman man man man. Gue juga bisa melatih rasa keingintahuan tentang orang sekitar dan lingkungan jalanan dengan mengajak ngobrol si pak supir.


    Topik pertama yang gue dapat dari Pak supir yaitu tentang Agama. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.


Agama-agama mayoritas masyarakat Indonesia yaitu Islam, Kristen Katholik, Kristen Protestan, Hindu dan Budha, untuk agama baru-baru yang beberapa tahun ini ramai diperbincangkan gue kagak tau. Karena dari Sekolah Dasar gue hanya diberitahu bahwa di Indonesia hanya ada 5 Agama utama dan itu juga tertera pada buku Atlas. Alhamdulillah, gue terlahir di dunia ini dari keluarga Muslim.


 Suatu hari (ya e lah kaya dongeng aja pake suatu hari, hehe), suatu hari gue berangkat kerja menggunakan angkot, alhamdulillah dapat tempat duduk disamping pak supir meskipun kondisi mobilnya sudah tidak terlihat baik lagi. Pak supir yang mengendarai mobil ini asli suku Batak atau perantau dari Sumatera Utara dan dia sudah cukup tua mungkin umurnya sekitar 50 tahun.



Source Google

Ketika didalam angkot gue lihat ada stiker yang menempel diluar kaca mobil depan, kalau tidak salah tentang "atas kehendak Yesus saya berhenti merokok".

Dari sini rasa keingin tahuan gue muncul, tanpa basa-basi gue langsung tanya ke pak supir apa maksud dari stiker itu. "Owh itu dek! ini sebagai tanda bukti bahwa bapak sudah berhenti merokok selama beberapa tahun belakang," ujar si pak supir dengan bahasa Indonesia yang berlogat Batak, "Setelah kembali kejalan Tuhan (agama kristen, sorry gue kurang tahu kristen-nya yang mana), bapak yakin sebenar-benarnya bahwa rokok itu membahayakan kita". "ini kamu baca".
Pak supir itu menyodorkan gue sebuah koran lama yang terdapat artikel mengenai bahaya merokok yang memiliki 4.000 racun. Alhamdulillah gue memang bukan perokok dan gue benci dengan asap rokok. Gue sering sesak napas kalau menghirup asap terutama rokok dan kendaraan bermotor.

"Dek kamu jangan pernah sekali-kali mencoba merokok!". Emang kenapa Pak? "Begini, dari coba-coba menjadi ketagihan atau candu, lalu berubah menjadi hal yang biasa. Karena sudah terbiasa nanti akan mencoba hal yang baru yaitu minuman keras dan menjadi ketagihan juga. Dan itulah yang terjadi sama bapak". Owh begitu pak, saat itu gue hanya bisa mengiyakan saja.


" Bapak sudah menjadi sopir angkot sejak muda. Karena kehidupan di jalanan itu sangat keras, bapak mulai coba-coba untuk merokok dan lanjut ke minuman keras. Sampai-sampai terjadi perkelahian karena pengaruh dari minuman keras. Perkelahian itupun disebabkan oleh ha-hal sepele saja".


"Puji Tuhan sekarang bapak sudah kembali lagi kejalan agama(kristen) dan bapak mengerti bahwa semua kejadian-kejadian yang sudah dilakukan itu salah, merugikan orang sekitar dan tentunya berdosa dihadapan Tuhan". "Oke, sekarang kita ramai mengenai masalah Global Warming yang salah satu faktornya dari asap kendaraan bermotor. Tapi menurut bapak asap kendaraan bermotor itu tidak jauh lebih banyak dibandingkan dari asap rokok yang sehari saja setiap orang bisa menghabiskan satu bungkus." Ujar pak Supir dengan nada tegas dan percaya diri.

Oh begitu ya pak. Lagi-lagi gue hanya bisa mengiyakan ucapan si pak supir. Tapi, apakah benar asap rokok itu lebih banyak dari asap kendaraan bermotor???

Obrolan ini berlangsung sekitar kurang lebih 20 menitan dan akhirnya gue sampai juga ditempat tujuan. Sebelum gue bayar jasa angkutannya si bapak berkata dengan gaya bataknya: "oh sampai disini ya dek, ya udah semoga Tuhan mempertemukan kita kembali!". Ok pak, baik pak.


Hasil dari obrolan panjang dengan bapak supir itu," loe jangan pernah sekali coba-coba hal baru yang menurut loe buruk dalam hal ini rokok dan minuman keras".

Dan memang banyak info diluar sana bahwa berhenti merokok itu penuh dengan perjuangan keras termasuk si bapak supir ini.

Sekian bro, cerita pertama yang pengen gue share dari Bapak Supir Angkot dan nanti akan ada kelanjutannya.




ChimAndSky




Powered by Blogger.